Gambar Sampul Bahasa Indonesia · c_Bab 3 Lingkungan
Bahasa Indonesia · c_Bab 3 Lingkungan
Indrawati KTSP

23/08/2021 08:57:18

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman
Di koran atau majalah tentu kita sering membaca hasil petikan wawancara yang dilakukan oleh wartawan dengan seorang tokoh atau narasumber. Sebelum petikan wawancara tersebut ditampilkan menjadi sebuah tulisan, tentunya masih berupa informasi lisan yang disampaikan secara langsung.Dalam mengemukakan kembali hasil sebuah wawancara kita dapat memilih beberapa cara atau versi. Pertama, kita menyajikan seluruh wawancara tersebut secara utuh dan apa adanya. Kedua, hanya menyampaikan hal-hal yang penting yang dikemukakan narasumber dengan menggunakan kalimat singkat, dengan memadukan antara intisari pertanyaan yang dilakukan oleh penanya dengan jawaban yang diberikan oleh narasumber, serta dengan mengubah kalimat-kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.3BABLINGKUNGANA. Menyimpulkan Pokok-pokok WawancaraTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan menyimpulkan pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan mampu menuliskan pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara dan menyimpulkan isi wawancara.aceh.linux.or.idGambar: Wawancara dengan narasumber.
38Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaLatihan 1Kerjakan dalam buku latihan Bahasa Indonesia Anda!Guru Anda akan meminta dua orang siswa untuk melakukan wawancara di depan kelas. Tugas siswa lainnya menyimak dengan saksama wawancara tersebut dan menangkap hal-hal yang pentingnya saja. Tuliskan hasil menyimak Anda dengan menggunakan format yang ada di bawahnya!Dr. Ir. Ari Darmawan Pasek“Pembakaran Harus pada Suhu 1.200OC”Belakangan ini, namanya banyak disebut-sebut oleh media massa. Ia adalah Ketua Tim Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Dr. Ir. Ari Darmawan Pasek. Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Rekayasa Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengaku bangga bisa terlibat secara langsung bahkan mengomandani studi kelayakan rencana pembangunan PLTSa di Gedebage, Kota Bandung. Berikut petikan wawancara “PR” dengan Ari seputar PLTSa.Apa kunci dari pengoperasian PLTSa ini?Kuncinya adalah pembakaran sampah pada temperatur maksimum 1.200OC dan pengolahan gas buang untuk menghilangkan logam-logam berat yang terkandung dalam polutan yang dihasilkan.Apa yang membuat Tim Studi begitu yakin bahwa teknologi PLTSa ini ramah lingkungan?Teknologi pengolahan gas buangnya yang bisa mereduksi emisi gas buang hingga di bawah baku mutu yang ditentukan. Meskipun Indonesia belum memiliki standar baku mutu untuk dioksin dan CO dari pengoperasian insinerator. Untuk itu, sementara ini kami menggunakan standar baku mutu dari Cina. Sebenarnya, standar baku mutu dari Eropa jauh lebih ketat.Bagaimana cara PLTSa menangani senyawa berbahaya dioksin yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah?Dioksin itu langsung terurai pada temperatur 900-1.200oC. Dioksin terbentuk pada proses pembakaran senyawa yang mengandung klorin dengan hidrokarbon pada temperatur rendah sekitar 250oC. Pada suhu jauh di atas itu, dioksin terurai. Sumber dioksin terbesar adalah pembakaran sampah pada temperatur rendah yang biasa dilakukan penduduk di bak sampah atau di halaman rumah. Berdasarkan data BPS tahun 2004, persentase sampah yang dibakar oleh masyarakat mencapai 35,59 %. Dari hasil penelitian Enri Damanhuri pada tahun 2005 juga menunjukkan fakta yang sama. Emisi dioksin justru terdapat pada rokok. Dalam sebuah penelitian, diketahuii bahwa emisi dioksin (PCCD) dari 20 batang rokok dapat mencapai 5 mikrogram. Padahal, emisi dari pabrik pemusnah sampah buatan Cina hanya 0,1 nano gram/m3 (1 mikrogram = 1000 nanogram)Apa pengaruh PLTSa terhadap lingkungan di sekitar lokasi dan Bandung pada umumnya?Di Cina, jarak dari PLTSa, ke permukiman itu kurang dari 100 meter, Bahkan, jarak permukiman ke pagar PLTSa hanya 50 meter. Tapi, di sana tidak ada keluhan apa-apa dari warganya. Jika prosedur pembakaran dan pengolahan gas buang dilakukan secara benar dan tepat, saya yakin pengaruh buruk dari PLTSa itu bisa dihindari. Pengaruh PLTSa terhadap lingkungan nanti akan diteliti lebih jauh dalam studi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). (Lina Nursanty/”PR”)***(Sumber: Pikiran Rakyat, 4 Juni 2007; 21)
39Bab 3 LingkunganPada pelajaran ini Anda akan berlatih menjadi seorang reporter yang mewawancarai seorang narasumber atau tokoh terkenal. Sebelum melakukan wawancara, ada beberapa hal yang harus Anda persiapkan terlebih dahulu, yaitu membuat daftar dan menentukan pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Ketika wawancara berlangsung, pertanyaan yang diajukan harus jelas dengan memerhatikan santun berbahasa. Setelah wawancara, Anda harus membuat rangkuman hasil wawancara dengan menggunakan kalimat efektif dan runtut.1. Membuat daftar pertanyaan wawancaraDaftar pertanyaan wawancara dapat diidentifikasi dengan menggunakan kata tanya: apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, danmengapa. Dari kata tanya apa, dapat Anda turunkan pertanyaan-pertanyaan: apa nama lengkap Ibu/Bapak? Apa bidang Ibu/Bapak sesungguhnya? Sudah berapa lama Ibu/Bapak menekuni bidang tersebut? Berapa putra/putri Ibu/Bapak? Berapa umur Ibu/Bapak? Apanama perusahaan Ibu/Bapak? Di mana alamat perusahaan tersebut? Berapa hasil perusahaan Ibu/Bapak per bulan, triwulan, dan seterusnya? Masih banyak lagi pertanyaan yang dapat Anda persiapkan untuk ditanyakan kepada narasumber.Banyak tokoh terkenal dan ilmuwan yang ahli di bidangnya masing-masing. Anda mungkin pernah bertemu atau melihat salah seorang di antaranya. Atau, Anda pernah mendengar dan menyaksikan langsung kegiatan seorang tokoh/ilmuwan bukan? Misalnya Anda berencana/ingin mewawancarai seorang ahli di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pertanyaan apa saja yang kira-kira perlu Anda ajukan kepada narasumber tersebut?elnusa.files.wordpress.com Gambar: Reporter mewawancarai seorang narasumber.Pewawancara : ___________________________________Narasumber : ___________________________________Waktu Wawancara : ___________________________________Pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara: ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Kesimpulan pembicaraan dalam wawancara:__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________B. BerwawancaraTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan berwawancara dengan narasumber tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat menyampaikan alasan dipilihnya topik, membuat daftar pertanyaan, menyampaikan pertanyaan, dan membuat rangkuman hasil wawancara.
40Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaBerikut ini disajikan kolom pilihan pertanyaan yang dapat Anda lengkapi untuk diajukan kepada narasumber sesuai dengan tujuan wawancara. Sudah tentu pertanyaan yang akan Anda ajukan harus sesuai dengan keahlian/ketokohan narasumber yang diwawancarai.Gambar tokoh/narasumber 1ApaSiapaKapanDi manaMengapaBagaimanaGambar tokoh/narasumber 2ApaSiapaKapanDi manaMengapaBagaimanaGambar tokoh/narasumber 3ApaSiapaKapanDi manaMengapaBagaimanaSiapa yang tidak bangga menjadi wartawan/reporter terkenal? Siapa yang tidak suka menjadi reporter televisi terkenal? Siapa yang tidak bangga bertemu dengan pemimpin Negara dan berhasil mewawancarainya secara khusus? Semua itu dapat dicapai oleh seorang wartawan/reporter media massa (cetak ataupun elektronik). Dalam latihan berikut, Anda diajak untuk berlatih mewawancarai narasumber yang sebenarnya. Apakah Anda siap? Yakin dan percaya dirilah, pasti Anda bisa!2. Menyiapkan model teks hasil wawancaraBerikut ini disajikan contoh/model teks hasil wawancara. Pelajarilah dengan saksama teks hasil wawancara ini dengan anggota kelompok diskusi Anda! Bagaimana cara menulis teks hasil wawancara seperti yang dilaporkan oleh Ratna DJ (Pikiran Rakyat, 11 Desember 2006) berikut ini?Doc. PenulisGambar: Seorang siswa mewawancarai kepala sekolah.
41Bab 3 Lingkunganwww.utusan.comSiti NurhalizaTetap Tegar di Tengah BadaiPerempuan muda kelahiran Awah Temerluh, Pahang Malaysia, 11 Januari 1979, yang kondang dengan “Cindai” ini muncul di Trans TV berkaitan dengan penutupan konsernya bertajuk “Siti Nurhaliza Indonesia Tour” yang berakhir 12 Desember besok di Istora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Selain itu, ia juga berencana mengadakan konser Go International. Setelah Indonesia, Siti juga akan tampil di Inggris dan tepat pada hari ulang tahunnya 11 Januari ia akan manggung di Tokyo, Jepang.Sebelum Siti muncul di Jakarta, sebenarnya ia telah melakukan konser di 15 kota di Malaysia. Di sela-sela konsernya itu, keluarganya sudah berusaha untuk tidak memperlihatkan dan memperdengarkan adanya berita miring kepada Siti. Bahkan, menurut kakak ipar Siti, Rosi, yang selama ini menemani Siti di Indonesia, setelah Siti mengetahui kasus pencemaran nama baiknya itu, ia sempat menangis di tengah kesibukannya melakukan konser di Malaysia.“Kata Rosi, Siti memang sempat sedih dengan tudingan yang tak berdasar itu, tetapi karena sudah diserahkan kepada Mahkamah Malaysia, tampaknya ia mulai bisa menerima”, ujar Anita Wulandari, Public Relation Manager Trans TV, yang sempat mengikuti perjalanan konser Siti selama di Indonesia. Pada saat itulah Anita Wulandari dihubungi PR, Jumat.Menurut Anita, selama ini Siti belum pernah merasakan adanya cobaan seperti yang dialaminya sekarang. Namun, semua itu dihadapinya dengan besar hati. Di Malaysia, kata Anita, e-mail yang disebarkan secara bebas dapat diakses sumbernya. Itu sebabnya sangat mudah menemukan siapa penebar isu e-mail yang menyebarkan tudingan pada Siti yang ditayangkan sekitar bulan September itu.Ketika Siti muncul pada jumpa pers di stasiun Trans TV, Siti sempat mengatakan perihal tudingan Syarifah Aini, yang katanya telah dipercayakan kepada polisi dan pihak mahkamah di Malaysia. “Siti ingin sampaikan, Siti tidak punya masalah dengan siapa-siapa, dan apabila terjadi, Siti akan serahkan sepenuhnya kepada polisi dan mahkamah (pengadilan),” ujar Siti menjawab pertanyaan wartawan tentang pertikaiannya dengan Syarifah Aini di Malaysia, seperti yang disitir Anita.Menurut Anita Wulandari, Siti yang selama melakukan tur show konsernya di Indonesia, tidak terpengaruh akan semua persoalan dengan dirinya di Malaysia. “Ia benar-benar profesional dalam membangun karier karena selama mengadakan konsernya di Indonesia, yang tampak adalah rasa puas akan sambutan masyarakat Indonesia setelah ia tampil di Surabaya baru-baru ini. Ia benar-benar tegar meski ada badai di negaranya,” ujar Anita, yang berseloroh bahwa dirinya bukan juru bicara Siti.Latihan 21. Sebutkan hal-hal yang diamati pewawancara/reporter dari sosok Siti Nurhaliza, yang kemudian disampaikan kepada pembaca dengan menggunakan bahasa yang santun!2. Jelaskan apa saja yang disampaikan Siti Nurhaliza, Rosi, dan Anita Wulandari, lalu berikan tanggapan Anda terhadap pemakaian bahasa dalam teks tersebut!3. Apa saja yang dipikirkan Siti Nurhaliza dalam membangun kariernya di dunia musik? Bagaimana rencana dia ke depan?4. Bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia selama Siti Nurhaliza mengadakan konsernya di Surabaya?5. Bagaimana komentar Siti Nurhaliza terhadap tudingan melalui e-mail bulan September?
42Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasa3. Menyiapkan pokok-pokok pertanyaan untuk wawancaraBerkoordinasilah bersama teman sekelompok diskusi Anda untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan rencana wawancara kelompok Anda! Adapun hal-hal yang perlu Anda persiapkan adalah sebagai berikut.1. Menentukan/memilih narasumber yang akan diwawancarai. Anda boleh memilih orang yang bekerja/berusaha di lingkungan belajar, pengelola toko atau warung, penjaga sekolah, penjual makanan/minuman, dan petugas kebersihan.2. Mempersiapkan pokok pertanyaan yang sesuai dengan bidang narasumber yang akan Anda wawancarai. Merumuskan tujuan wawancara, menentukan waktu berwawancara, membagi tugas dan menetapkan pertanyaan apa dan oleh siapa pertanyaan diajukan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok mendapat tugas masing-masing.3. Pokok-pokok pertanyaan yang dapat Anda sampaikan kepada narasumber antara lain sebagai berikut.a. Maaf, kalau boleh saya tahu, siapa nama lengkap Ibu/Bapak?b. Ibu/Bapak tinggal di mana?c. Sudah berapa lama Ibu/Bapak tinggal di sini?d. Apa saja kegiatan yang Ibu/Bapak tekuni selain kegiatan sekarang?e. Apakah Ibu/Bapak setuju jika ....f. ............................................................................g. dan seterusnya4. Kumpulkan dan susunlah data hasil wawancara kelompok Anda dengan jelas, runtut, dan lengkap!4. Mentranskrip hasil wawancaraSetelah Anda bersama anggota kelompok melakukan wawancara, tugas selanjutnya adalah mentranskrip hasil wawancara itu dengan cara mengubah pokok-pokok hasil wawancara menjadi tulisan/artikel. Artikel tersebut berisi gambaran profil narasumber itu (lihat contoh/model teks hasil wawancara berjudul “Siti Nurhaliza Tetap Tegar di Tengah Badai”. 5. Memublikasikan hasil wawancaraUntuk mengembangkan kreativitas Anda di luar jam pelajaran cobalah lakukan wawancara dengan narasumber/tokoh masyarakat yang setidaknya cukup dikenal di daerah/lingkungan Anda. Wawancara dapat Anda lakukan pada sore hari atau pada saat liburan. Rancang dan persiapkanlah dengan matang siapa yang akan diwawancarai, pokok-pokok pertanyaan yang akan disampaikan, tujuan wawancara, dan sasaran yang ingin Anda capai sehingga diperoleh gambaran profil tokoh/narasumber tersebut.Seperti tercantum pada latihan di atas, Anda juga dapat melakukan wawancara seperti contoh. Bahkan hasil wawancara dan artikel serta profil narasumber tidak saja dapat Anda publikasikan di tempat Anda belajar, seperti majalah dinding, tetapi juga ke media massa yang ada di tempat Anda. Apabila tulisan/artikel Anda dimuat di media cetak tertentu, Anda akan mendapat nilai tambah dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Maukah Anda melakukannya? Selamat mencoba!
43Bab 3 LingkunganLatihan 3Tugas Anda adalah melakukan wawancara dengan narasumber tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Untuk itu, lakukan kegiatan berikut dengan sungguh-sungguh!1. Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas 3 orang atau lebih!2. Tunjuklah seorang ketua kelompok, kemudian siapkan alat tulis seperlunya!3. Susunlah pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan ketika Anda mewawancarai narasumber! 4. Praktikkanlah kegiatan wawancara di luar kelas!5. Laporkan hasil wawancara Anda dalam bentuk tulisan singkat!C. Mengidentifikasi Pelaku, Peristiwa, dan Masalah dalam BiografiTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan mengidenfikasi pelaku, peristiwa, serta masalah yang terkandung di dalam biografi.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat mengidentifikasi pelaku, peristiwa, serta masalah yang terkandung di dalam biografi.Pada pembelajaran sebelumnya Anda sudah pernah membaca sebuah biografi. Biografi siapakah? Bahkan Anda juga sudah menulis sebuah biografi. Tentu Anda sudah memperoleh banyak manfaat dari riwayat hidup tokoh tersebut, bukan?Pada pembelajaran kali ini, kita juga akan membahas biografi tokoh. Adapun yang akan dibahas pada bagian ini adalah mengidentifikasi pelaku, peristiwa, serta masalah yang terkandung di dalam biografi. Berikut ini disajikan biografi Ki Hadjar Dewantara. Kita semua tentu kenal dengan beliau. Bahkan semenjak SD, bukan? Bacalah dengan cermat!Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dengan nama Soewardi. Ia berasal dari keluarga Soerjaningrat sehingga pada waktu kecil lebih dikenal dengan nama Soewardi Soerjaningrat. Karena ia berasal dari keluarga Pakoe Alam, raja di Jawa, ia memeroleh gelar bangsawan yang sangat terhormat, Raden Mas, di depan namanya.Ketika genap berusia 40 tahun, Soewardi berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Gelar Raden Mas tidak digunakannya lagi dan ia lebih senang dipanggil dengan Ki Hadjar.Sejak mudanya, Ki Hadjar senang berjuang untuk kepentingan rakyat, dari medan politik, pers, sampai dengan pendidikan dan kebudayaan. Kalau akhirnya Ki Hadjar lebih dikenal sebagai tokoh pendidikan, bahkan diprediksi sebagai Bapak Pendidikan Nasional, hal itu sangat wajar karena konsep-konsep pendidikan yang dikembangkannya memang amat mendasar, membangsa, demokratis dan dinamis.Secara politis, kejuangan Ki Hadjar dimulai ketika ikut aktif berkiprah di Boedi Oetomo (BO)
44Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasayang didirikan oleh para seniornya, Wahidin Soedirohoesodo, Soetomo, dan kawan-kawan. Bersama teman kejuangannya Ki Hadjar pun ikut aktif menyosialisasikan BO dengan program-programnya kepada masyarakat luas. Di Dalam BO ini, Ki Hadjar banyak belajar mengenai keorganisasian dan kepemimpinan.Di tengah kegiatan kuliah dan organisasi, Ki Hadjar banyak menulis di media massa, antara lain Sedya Tama, Midden Java, Kaoem Moeda. Oetoesan Hindia, Tjahaya Timoer, De Expres, dan Poesara. Ciri khas tulisannya adalah pesan-pesan kebangsaan, utamanya kaum pribumi.Pada tahun 1913, terjadi peristiwa yang mengesankan dalam sejarah perjuangan Ki Hadjar. Pada waktu itu, pemerintah kolonial Belanda berencana merayakan 100 tahun kemerdekaan dari tangan Perancis. Perayaan ini akan dilakukan di Belanda dan di negara-negara jajahan, termasuk di Indonesia. Rencananya perayaan ini akan dilaksanakan secara besar-besaran dan penuh hura-hura tanggal 15 November 1913 dengan menarik biaya dari rakyat.Rencana tersebut dipandang Ki Hadjar sebagai tidak masuk akal. Merayakan kemerdekaan di tanah jajahan artinya merdeka diri sambil menjajah bangsa lain. Ibarat orang yang berpesta-pora karena lepas dari terkaman macan, tetapi kakinya menginjak kelinci.Rencana tersebut langsung diprotes oleh Ki Hadjar melalui dua tulisan yang sangat terkenal, “Als Ik Eens Nederlander Was” (Andai Saya Seorang Belanda) dan “Een voor Allen Maar Ook Allen voor Een” (Satu untuk semua tetapi Semua untuk Satu juga). Tulisan ini betul-betul dapat membangkitkan gairah perjuangan bangsa Indonesia. Dua sahabat yang bergabung dalam Tiga Serangkai: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Douwes Dekker, akhirnya membuat tulisan senada.Tjipto Mangoenkoesoemo menulis “Kracht of Vress?” (Kekuatan atau Ketakutan?), sedangkan Douwes Dekker menulis “Onze Helden: Tjipto en Soewardi” (Pahlawan-pahlawan Kita: Tjipto dan Soewardi). Adapun Soewardi yang dimaksud adalah Soewardi Soerjaningrat, nama kecil Ki Hadjar Dewantara.Sekembalinya dari Belanda pada tahun 1919, Ki Hadjar mulai menulis lagi. Tulisannya, di samping membangkitkan semangat perjuangan bangsa juga mengembangkan konsep-konsep pendidikan dan kebudayaannya. Ki Hadjar sempat pula dipenjarakan sebagai risiko atas tulisan-tulisannya.Pada 3 Juli 1922, Ki Hadjar bersama Soetatmo Soerjokoesoemo, Pronowidigdo, Soerjopetro, dan kawan-kawan mendirikan National Onderwijs Institut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa di Yogyakarta. Berdirinya perguruan ini didasari atas keyakinan bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak mungkin hanya dilalui dengan jalur fisik dan politik semata, tetapi jalur pendidikan harus ditempuhnya. Sejak berdirinya Tamansiswa, Ki Hadjar mengonsentrasikan kejuangannya melalui jalur pendidikan.Setelah Tamansiswa berdiri, bermunculanlah lembaga pendidikan yang diselenggarakan kaum pribumi sampai akhirnya Belanda khawatir kalau bangsa Indonesia menjadi pintar. Akhirnya, dikeluarkan kebijakan ordonansi yang bertujuan membatasi ruang gerak bangsa kita yang berkiprah melalui dunia pendidikan untuk mencerdaskan bangsanya. Isi pokok ordonansi sebagai berikut. (1) semua sekolah swasta yang tidak dibiayai atau dikelola pemerintah (Belanda) harus minta izin (ulang), (2) Guru-guru yang mengajar di sekolah swasta harus mendapat izin dari pemerintah dahulu. (3) Materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa di sekolah swasta tak boleh melanggar dari ketentuan pemerintah.(Diambil dari tulisan Ki Supriyoko, Media Indonesia, 30 Desember 1999)
45Bab 3 LingkunganLatihan 41. Datalah pelaku, peristiwa, masalah yang terdapat dalam Biografi tersebut! Tulislah dalam format sebagai berikut!NoPelakuPeristiwaMasalah2. Tulislah bagian yang menarik dari Biografi Ki Hadjar Dewantara! 3. Tulislah bagian yang paling menarik perhatian Anda dari tokoh Ki Hadjar Dewantara!3. Jelaskan hal-hal yang Anda ketahui tentang Ki Hadjar Dewantara dan mengapa beliau tertarik di bidang pendidikan!4. Kemukakan sikap Ki Hadjar Dewantara terhadap pemerintah Belanda, terutama mengenai pendidikan!5. Ki Hadjar Dewantara berganti nama. Kapankah itu terjadi dan apa sebabnya? Apa yang Anda ketahui tentang alasan Ki Hadjar Dewantara memilih jalur pendidikan sebagai alat perjuangan untuk kemerdekaan?D. Menulis PuisiTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan menulis puisi berdasarkan pengalaman atau pengamatan.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan mampu menulis puisi berdasarkan pengalaman atau pengamatan, menampilkan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik untuk menyampaikan maksud/ide.Pasti, Anda pernah membaca dan menulis puisi! Senang, bukan? Puisi apa saja yang pernah Anda tulis dan Anda baca? Kira-kira di kelas berapa Anda mulai membaca dan menulis puisi?Nah, pada pembelajaran ini Anda akan belajar menulis puisi berdasarkan pengalaman atau pengamatan. Selamat belajar! Semoga menyenangkan!Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, poeima, ‘membuat’, atau poeisis, ‘pembuatan’. Dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry(Aminuddin, 1995: 134).Menurut Pradopo (2002: 7), puisi merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Tambahnya lagi, puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.Esensi puisi merupakan perwujudan pikiran, perasaan, dan pengalaman intelektual seorang penyair yang bersifat imajinatif, yang diungkapkan melalui bahasa yang memikat secara jujur dan sungguh-sungguh.Pada pembelajaran ini, Anda akan belajar menulis puisi berdasarkan pengalaman atau pengamatan. Tentu banyak sekali peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidup, bukan? Pengalaman-pengalaman itu ada yang menyedihkan, mengharukan, ataupun menyenangkan. Dari pengalaman-pengalaman itu kita bisa memetik sejumlah pelajaran. Bahkan, bisa dijadikan sebagai ide untuk membuat puisi. Begitu pula, hasil pengamatan kita, bisa dijadikan sebagai ide untuk menulis puisi.
46Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaBerikut hal-hal yang diperlukan untuk menyusun puisi berdasarkan pengalaman atau pengamatan pribadi.a. Tentukanlah pengalaman atau hasil pengamatan yang paling menarik yang bisa ditulis jadi puisi. b. Tuliskanlah pengalaman-pengalaman atau hasil pengamatan itu ke dalam baris-baris puisi dengan menggunakan diksi, rima, dan gaya bahasa yang tepat.c. Membaca kembali puisi yang telah disusun itu untuk memeriksa ketepatan kata dan kedalaman maknanya.Penggunaan kata atau diksi dalam puisi sangat terpilih, baik itu dari segi makna maupun bunyinya. Dalam hal ini, (1) makna setiap katanya mendukung tema puisi itu, yang sifatnya memperkuat atau memperdalam ekspresi penyair; (2) bunyi setiap kata membentuk rima yang harmonis sehingga puisi itu terasa indah.Sekarang, baca dan apresiasilah puisi berikut ini!fuisiJALAN SAGAN 9 JOGJAKetika kebetulan laluaku mampir ke kamar kita yang duluSekarang belum lagi disewaKamar kita berduaDengan bunga pada mejatempat kita saling memandangberhawa kasih sayangmemasuki kamar initembok dan lantai kembali bicaradan hidupku terasa lebih berhargaKukenang kembalibagaimana kau dulu kujamah rambutmusementara kau bertanya. . . . berapa jumlah pacarkuLalu di lantai yang sejukdan juga bersih karena kau sapukita akan bertiarap atau berbaringansambil menggambar dengan kapursemua gambar yang lucu-lucuatau rumah yang kita angankanPernah pula kau gambar dua orang berdampinganSambil kau tunjuk mereka:“Ini kau. Ini aku”Lalu saya gambar selusin orang di kanan kirinyaKau merenggut dan bertanya:“Siapa mereka?”
47Bab 3 Lingkunganaku menjawabmu: “Anak-anak kita”Ketika kau tertawatergerailah rambut-rambut halusmuke pipi dan ke dahimuWaktu itu aku gemar memandang matamuDan melihat diriku terkaca di dalamnyaKekasihku,ada saat-saat kita tak berdaya bukan oleh dukatetapi karna terharu semataMengharukan dan menyenangkanbahwa sementara kita tempuh hari-hari yang kerassesuatu yang indah masih beradatertinggal pada kitaSangat mendebarkanmenemukan satu bungayang dulu . . . telah lamaKitalah penanamnya.(W.S. Rendra)Latihan 51. Buatlah puisi berdasarkan pengalaman atau pengamatan! Sampaikanlah dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik!2. Bacalah puisi yang sudah dibuat oleh Anda di depan ruang/tempat belajar! Guru Anda akan memberikan penilaian terhadap puisi yang Anda tulis dan penampilan pembacaan puisi Anda. E. Menganalisis Nilai-nilai dalam Cerita PendekTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam cerita pendek.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat menceritakan isi, mengungkapkan hal-hal menarik dalam cerita pendek, dan mendiskusikan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya.Cerita pendek (cerpen) termasuk karya sastra yang cukup digemari remaja, terutama sebagai sarana mengisi waktu dan memanfaatkan nilai-nilai etika, moral, dan akhlak. Cerpen banyak dimuat di surat kabar, majalah, atau buku kumpulan cerpen (antologi cerpen). Kita dapat menggali ajaran moral dan amanat yang ada dan terkandung di dalamnya meskipun mungkin cerpen itu ditulis hanya sekadar untuk menghibur atau memberikan kesenangan (estetis). Dalam bagian ini, Anda akan mendengarkan pembacaan cerpen dan menggali nilai-nilai etika dan moral yang ada di dalamnya.Dengarkan pembacaan cerpen berikut baik-baik! Perhatikan peristiwa dan perwatakan yang terdapat dalam cerpen ini!
48Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaSenyum KaryaminOleh Ahmad TohariMereka tertawa bersama-sama. Mereka, para pengumpul batu itu, memang pandai bergembira dengan cara menertawakan diri mereka sendiri. Dan, Karyamin tidak ikut tertawa melainkan cukup senyum. Bagi mereka, tawa atau senyum sama-sama sah sebagai perlindungan terakhir. Tawa dan senyum bagi mereka adalah simbol licinnya tanjakan Pagi itu senyum Karyamin menjadi tanda kemenangan atas perutnya yang sudah mulai melilit dan matanya yang terkunang-kunang. Memang Karyamin telah berhasil membangun fatamorgana kemenangan dengan senyum dan tawanya. Anehnya, Karyamin merasa terhina oleh burung paruh udang yang bolak-balik melintas di atas kepalanya. Suatu kali, Karyamin ingin membabat burung itu dengan pikulannya. Akan tetapi, niatnya itu diurungkan karena Karyamin sadar, dengan mata yang berkunang-kunang dia tak akan berhasil melaksanakan maksudnya.Jadi, Karyamin hanya tersenyum, lalu bangkit meski kepalanya pening dan langit seakan berputar. Diambilnya keranjang dan pikulan, kemudian Karyamin berjalan menaiki tanah licin yang berparut bekas perosotan tubuhnya tadi. Di punggung tanjakan, Karyamin terpaku sejenak melihat tumpukan batu yang belum lagi mencapai seperempat kubik, tetapi harus ditinggalkannya. Di bawah pohon waru, Saidah sedang menggelar dagangannya, nasi pecel. Jakun Karyamin turun naik, ususnya terasa terpilin.“Masih pagi kok pulang, Min?” tanya Saidah, “Sakit?”Karyamin menggeleng dan tersenyum. Saidah memerhatikan bibirnya yang membiru dan kedua telapak tangannya yang pucat. Setelah dekat, Saidah mendengar suara keruyuk dari perut Karyamin.“Makan, Min?”“Tidak. Beri aku minum saja. Lenganmu sudah ciut seperti itu. Aku tak ingin menambah utang.”“Iya, Min, iya. Tetapi kamu lapar, kan?”Karyamin hanya tersenyum sambil menerima segelas air yang disodorkan oleh Saidah. Ada kehangatan menyapu kerongkongan Karyamin terus ke lambungnya.“Makan, ya Min? Aku tak tahan melihat orang lapar. Tak usah bayar dulu. Aku sabar menunggu tengkulak datang. Batumu juga belum dibayarnya, kan?”Si paruh udang kembali melintas cepat dengan suara menceret. Karyamin tak lagi membencinya karena sadar, burung yang demikian sibuk pasti sedang mencari makan buat anak-anaknya dalam sarang entah di mana. Karyamin membayangkan anak-anak si paruh udang sedang meringkuk lemah dalam sarang yang dibangun dalam tanah di sebuah tebing yang terlindung. Angin kembali bertiup. Daun-daun jati beterbangan dan beberapa di antaranya jatuh ke permukaan sungai. Daun-daun itu selalu saja bergerak menentang arus karena dorongan angin.“Jadi, kamu sungguh tak mau makan, Min?” Tanya Saidah ketika melihat Karyamin bangkit.“Iya Min, iya, tetapi ....”Saidah memutus kata-katanya sendiri karena Karyamin sudah berjalan menjauh. Tetapi, Saidah masih sempat melihat Karyamin menolehkan kepalanya sambil tersenyum, sambil menelan ludah berulang-ulang. Ada yang mengganjal di tenggorokan yang tak berhasil didorongnya ke dalam. Diperhatikannya Karyamin yang berjalan melalui lorong liar sepanjang tepi sungai. Kawan-kawan Karyamin menyeru-nyeru dengan segala macam seloroh cabul. Tetapi, Karyamin hanya sekali berhenti dan menoleh sambil melempar senyum.Sebelum naik meninggalkan pelataran sungai, mata Karyamin menangkap sesuatu yang bergerak pada sebuah ranting yang menggantung di atas air. Oh, si paruh udang. Punggung biru mengilap, dadanya putih bersih, dan paruhnya merah saga. Tiba-tiba burung itu menukik menyambar ikan kepala timah sehingga air berkecipak. Dengan mangsa di
49Bab 3 Lingkunganparuhnya, burung itu melesat melintas para pencari batu, naik menghindari rumpun gelangan dan lenyap di balik gerumbul pandan. Ada rasa iri di hati Karyamin terhadap si paruh udang. Tetapi, dia hanya tersenyum sambil melihat dua keranjangnya yang kosong.Sesungguhnya Karyamin tidak tahu betul mengapa dia harus pulang. Di rumahnya tak ada sesuatu buat mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Istrinya juga tak perlu dikhawatirkan. Oh, ya, Karyamin ingat bahwa istrinya memang layak dijadikan alasan buat pulang. Semalaman tadi istrinya tak bisa tidur lantaran bisul di puncak pantatnya. “Oleh karena itu, apa salahnya bila aku pulang buat menamani istriku yang meriang.”Karyamin mencoba berjalan lebih cepat meskipun kadang secara tiba-tiba banyak kunang-kunang menyerbu ke dalam rongga matanya. Setelah melintasi titian, Karyamin melihat sebutir buah jambu yang masak. Dia ingin memungutnya, tetapi urung karena pada buah itu terlihat bekas gigitan kampret. Dilihatnya juga buah salak berceceran di tanah di sekitar pohonnya. Karyamin memungut sebuah, digigit, lalu dilemparkannya jauh-jauh. Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa buah salak yang masih mentah. Dan Karyamin terus berjalan. Telinganya mendenging ketika Karyamin harus menempuh sebuah tanjakan. Tetapi tak mengapa, karena di balik tanjakan itulah rumahnya.(Sumber: Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin, Karya Ahmad Tohari, Oktober 1995i)Latihan 61. Datalah nama-nama tokoh yang terdapat dalam cerpen “Senyum Karyamin!”2. Identifikasilah karakter tokoh cerpen tersebut!3. Jelaskan latar dalam cerpen tersebut, tunjukkan data pendukungnya!4. Diskusikanlah konflik dalam cerpen tersebut dengan teman sekelompok/sekelas Anda!Latihan 7Mendiskusikan nilai-nilai dalam CerpenAdakah pelajaran atau nilai yang berharga yang dapat dipetik dari cerpen yang baru saja Anda dengar atau baca itu? Nilai-nilai apa saja yang Anda peroleh dari pembacaan cerpen tersebut? Coba diskusikan hal-hal berikut.1. Kesetiakawanan sosialBahwa orang hidup itu ........................................................................... ........................................................................... ..........................................................................Gambar: Kover kumpulan cerpen Senyum Karyamin.Doc. Penulis
50Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaLatihan 82. Kesederhanaan hidupBahwa orang hidup itu .......................................................................... ....................................................................................................................................................3. Penerimaan nasibBahwa orang hidup itu .......................................................................... ....................................................................................................................................................Memberikan kritik atau komentar terhadap isi cerpenUntuk memberikan kritik atau komentar terhadap isi cerpen “Senyum Karyamin”, baik kelebihan maupun kelemahannya, lakukanlah hal-hal berikut:1. Bacalah kembali cerpen “Senyum Karyamin” secara utuh!2. Buatlah pokok-pokok ceritanya: alur, penokohan, latar, dan nilai-nilai dalam cerpen!3. Ceritakan kembali isi cerpen tersebut di depan kelas (upayakan tanpa membawa catatan)!Latihan 9Mengaitkan isi cerpen dengan kehidupan sehari-hari1. Pernahkah Anda mengalami kejadian atau peristiwa seperti yang diceritakan dalam cerpen “Senyum Karyamin?”2. Pernahkah teman Anda mengalami sebagian atau seluruh peristiwa dalam cerpen “Senyum Karyamin?”3. Adakah watak teman orang di sekitar Anda yang wataknya mirip dengan watak tokoh dalam cerpen tersebut?4. Buatlah satu atau dua paragraf yang mengulas kaitan cerpen tersebut dengan kehidupan sehari-hari! Untuk itu, manfaatkan jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan di atas!Latihan 10Mengembangkan kreativitas berdasarkan cerpen yang dibaca 1. Apakah Anda laki-laki, bayangkanlah diri Anda menjadi Karyamin! Setelah mengalami peristiwa seperti diceritakan dalam cerpen tersebut, buatlah catatan harian untuk mengungkapkan perasaan Anda!2. Apakah Anda perempuan, bayangkanlah diri Anda menjadi Saidah penjual nasi! Setelah mengalami peristiwa dan kejadian seperti diceritakan dalam cerpen tersebut, buatlah catatan harian untuk mengungkapkan perasaan Anda!3. Bacakan catatan harian yang telah Anda buat di depan kelas!4. Tuliskan kembali catatan harian Anda itu menjadi sebuah karangan yang utuh berdasarkan imajinasi dan kreativitas Anda!
51Bab 3 LingkunganSuatu kalimat dapat dibangun dengan kata, kelompok kata, dan kalusa. Kelompok kata dinamakan pula frasa atau gabungan kata. Contoh: /Pintu kamar rumah sakit/rusak berat//. Kalimat itu terdiri atas:(a) pintu kamar rumah sakit(b) rusak beratKelompok kata (a), yaitu pintu kamar rumah sakit berfungsi sebagai subjek kalimat. Namun, subjek ini terbagi atas pintu kamar sebagai subjek dan rumah sakit sebagai keterangan subjek. Dari contoh ini, bisa disebutkan bahwa rumah sakit merupakan kata majemuk, sedangkan rusak berat dan pintu kamar berbentuk frasa.Frasa dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:1. Frasa endosentris; yakni apabila terdapat salah satu kata yang menjadi inti atau pusat dan lainnya sebagai penjelas atau atribut. Contoh: mobil baru, seutas tali, sungguh besar, ke meja hijau.Frasa di atas merupakan frasa endosentris atributif atau frasa bertingkat. Ada yang bersusun DM (Diterangkan–Menerangkan), seperti mobil baru, besar sekali, tetapi ada juga yang berpola MD (Menerangkan–Diterangkan), seperti seutas tali, sungguh besar.2. Frasa eksosentris, yakni salah satu anggota frasa tersebut berfungsi sebagai subjek dan disebut tipe eksosentris objektif atau bertingkat objektif.F. M en g i d en t ifikasi FrasaTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan mengidentifikasi jenis-jenis frasa, dan konstruksi frasa.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat mengidentifikasi jenis-jenis frasa berdasarkan kategori, jenis-jenis frasa berdasarkan konstruksi, menggunakan berbagai jenis struktur dan konstruksi frasa sesuai dengan konteks, dan mengidentifikasi rangkaian kata yang ambigu.ContohContoh: membeli buku, diambil orang, membului ayamFrasa eksosentris dibagi menjadi dua tipe, yakni eksosentris objektif dan eksosentris direktif. Sifat hubungan antarmakna dalam suatu frasa disebut Aneksi. Ada beberapa macam aneksi, yakni:1. Aneksi lokatif, jika hubungan antarmakna tersebut menunjukkan gabungan atau relasi tempat. Contoh: kandang kuda2. Aneksi posesif, jika menyatakan hubungan pemilikan. Contoh: buku saya.3. Aneksi objektif, jika menyatakan hubungan pelaku dan objek. Contoh: Masakan ibu.4. Aneksi partikif, jika menyatakan hubungan bagian. Contoh: ekor kuda.5. Aneksi final, jika menyatakan hubungan tujuan. Contoh: barang dagangan.6. Aneksi instrumental, jika menyatakan hubungan alat. Contoh: timbunan meriam.7. Aneksi kuantitatif, jika menyatakan hubungan jumlah. Contoh: ribuan rumah.8. Aneksi frekuentatif, jika menyatakan hubungan perulangan. Contoh: sering datang.9. Aneksi situasional, jika menyatakan hubungan sifat.contoh: besar harapan.10. Aneksi ablatik, jika menyatakan hubungan asal. Contoh: tepung terigu.
52Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaLatihan 11 [sepatu hitam] [kue dagangan][diambil adik] [jarang berkunjung][tiga anak] [telinga kelinci] [sedikit peluang] Secara berkelompok lakukanlah kegiatan-kegiatan berikut ini!1. Carilah dua buah teks/wacana dari koran! Berdiskusilah untuk mengelompokkan frasa-frasa teks tersebut!2. Buatlah kalimat dengan menggunakan frasa-frasa berikut ini!Review (Rangkuman)1. Dalam mengemukakan kembali hasil sebuah wawancara kita dapat memilih beberapa cara atau versi, yaitu menyajikan seluruh wawancara apa adanya dan menyampaikan hal-hal yang penting dengan memadukan antara intisari pertanyaan yang dilakukan oleh penanya dengan jawaban yang diberikan oleh narasumber dalam bentuk narasi.2. Sebelum melakukan wawancara buatlah daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Ketika wawancara berlangsung, pertanyaan yang diajukan harus jelas dengan memerhatikan santun berbahasa.3. Ketika membaca biografi tokoh dan melakukan identifikasi pelaku, peristiwa, serta masalah yang dialami tokoh, Anda akan memperoleh banyak manfaat bagi Anda. 4. Langkah menyusun puisi adalah (1) menentukan pengalaman atau hasil pengamatan yang paling menarik yang bisa ditulis menjadi puisi, (2) menuliskan pengalaman-pengalaman atau hasil pengamatan itu ke dalam baris-baris puisi dengan menggunakan diksi, rima, dan gaya bahasa yang tepat, dan (3) membaca kembali puisi yang telah disusun itu untuk memeriksa ketepatan kata dan kedalaman maknanya. 5. Cerpen tidak sekadar untuk menghibur atau memberikan kesenangan (estetis), dalam cerpen juga terkandung ajaran moral dan amanat. 6. Frasa adalah gabungan kata. Frasa dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris. Disebut frasa endosentris, apabila terdapat salah satu kata yang menjadi inti atau pusat dan lainnya sebagai penjelas atau atribut. Disebut frasa eksosentris, jika salah satu anggota frasa tersebut berfungsi sebagai subjek dan disebut tipe eksosentris objektif atau bertingkat objektif.Refleksi Bagi Peserta DidikPada bab ini Anda belajar menyimpulkan pokok-pokok wawancara, berwawancara, mengidentifikasi pelaku, peristiwa, dan masalah dalam biografi, menulis puisi, menganalisis nilai-nilai dalam cerita pendek, dan mengidentifikasi frasa.Apakah Anda sudah mampu menyimpulkan pokok-pokok wawancara? Apakah Anda sudah mampu berwawancara? Apakah Anda sudah mampu mengidentifikasi pelaku, peristiwa, dan masalah dalam biografi? Apakah Anda sudah mampu menulis puisi? Apakah Anda sudah mampu menganalisis nilai-nilai dalam cerita pendek? Apakah Anda sudah mampu mengidentifikasi frasa?
53Bab 3 LingkunganEvaluasi AkhirBab 3A. Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat1. (1) Siapakah nama lengkap Ibu?(2) Dapatkah Ibu menceritakan tentang pengalaman Ibu waktu SMA dulu?(3) Bu, Siapa namanya?(4) Dok, Sudah lama dokter praktek di rumah sakit ini?Kata sapaan yang tepat digunakan dalam wawancara adalah ... .a. (1) dan (2) c. (1) dan (4) e. (3) dan (4)b. (1) dan (3) d. (2) dan (3) 2. T : “Jadi Bapak merokok sudah sekitar 31 tahun. Tidak ada keluhan karena rokok, Pak?”J : “Oh kalau keluhan banyak sekali. Misalnya, ketika Bapak sakit batuk-batuk, herannya lebih kurang empat bulannya. Bapak tidak sembuh-sembuh. Bapak menghentikan dulu merokok karena anjuran dokter.T : “Tapi kenapa Bapak merokok lagi?”J : Nah, ini yang susah lagi menjawabnya. Bagaimana, ya, mungkin sudah kecanduan saat Bapak menghentikan merokok justru berat badan Bapak menjadi turun, lagi pula rasanya mulut ini jadi tidak enak. Terutama setelah makan rasanya asam mulut ini, cara menanggulanginya itu, ya Bapak merokok lagi.Ide pokok wawancara tersebut adalah ... .a. penyakit batuk yang tak kunjung sembuhb. kecanduan rokokc. merokok sudah 31 tahund. kalau tak merokok mulut asame. badan jadi kurus3. Daftar pertanyaan:1. Apakah merokok dapat memecahkan masalah Anda?2. Metode apa yangAnda gunakan untuk menyembuhkan perokok berat?3. Apakah perbedaan perokok pasif dan perokok aktif?4. Bagaimana rasanya kalau sehari saja tidak merokok?Pertanyaan yang tepat untuk diajukan dalam mewawancarai dokter adalah ....a. 1 dan 4 c. 2 dan 4 e. 2 dan 3b. 1 dan 2 d. 24. Tiba-tiba aku muak. Aku ingin muntah. Aku merasa jijik melihatnya. Aku benci. Perasaan yang tak pernah timbul kini begitu tajamnya mencekam hatiku. Dan aku memegang kasar tangannya yang meraba bahuku. Niat hendak mengenyahkannya. Tapi dia memegang tanganku kuat-kuat. Aku harus lepas! Aku mau melepaskan diriku. Dan aku menolehkan mukaku menolehkan ciumannya. Darahku tersirap.
54Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaNilai moral yang terkandung dalam kutipan di atas adalah ...a. Orang yang keras kepala dan sombong.b. Orang yang berusaha keras melawan kekuatan laki-laki.c. Orang yang ingin menunjukkan kemampuan membela diri.d. Orang yang berusaha menjaga harga dirinya.e. Orang yang ingin dikatakan teguh pendirian.5. Frasa yang dapat diperluas dengan partikel “yang” terdapat dalam kalimat berikut, kecuali ...a. Kita harus bersyukur kepada Tuhan yang maha kuasa.b. Dia merupakan orang besar di daerah ini.c. Petugas keamanan dan ketertiban itu memakai baju seragam baru.d. Siapa yang memakai baju batik itu?e. Pejabat Tinggi harus menyayangi bawahannya.6. ”Petugas keamanan dan ketertiban harus melindungi rakyat lemah.Frasa yang dicetak miring pada kalimat di atas, sejalan dengan frasa pada kalimat di bawah ini, kecuali ...a. Kapolda baru itu sudah melaksanakan tugas dengan baik.b. Bila keadaan ini terus berlangsung, rakyat miskin akan terus menderita.c. Dalam kehidupan sehari-hari, orang miskin selalu diliput kesusahan.d. Sembilan gerombolan penyandera yang dipimpin Silas telah ditangkap.e. Situasi aman selalu didambakan semua lapisan masyarakat.7. Guru kesenian hari ini tidak hadir.Kalimat yang mengandung frasa sejenis (frasa atributif berimbuhan) dengan frasa yang dicetak miring dalam kalimat di atas adalah ...a. Model pembelajaran harus dibuat guru sebelum mengajar.b. Semua siswa diharapkan mendapat nilai di atas enam.c. Suku Baduy banyak yang sudah keluar dari lingkungannya.d. Banyak calo kereta api yang menjual tiket jauh lebih mahal.e. Zaman sekarang kita harus menguasai bahasa Inggris.8. Tarif parkir di rumah sakit akan ditentukan pemerintah DKI.Pemenggalan frasa yang tepat pada kalimat di atas adalah ...a. Tarif / parkir / di rumah sakit / akan ditentukan / pemerintah DKI.b. Tarif parkir / di rumah / sakit / akan ditentukan / pemerintah DKI.c. Tarif parkir / di rumah sakit / akan ditentukan / pemerintah DKI.d. Tarif parkir / di rumah sakit / akan / ditentukan / pemerintah DKI.e. Tarif parkir / di rumah sakit / akan ditentukan / pemerintah / DKI.
55Bab 3 LingkunganC. Buatlah sebuah puisi berdasarkan pengamatan (pengamatan terhadap lingkungan sekolah, keadaan masyarakat, dan lain-lain)!B. Bacalah penggalan biografi “Sutiyoso” berikut ini, kemudian identifikasilah pelaku, peristiwa, dan permasalahan yang terdapat di dalamnya!Memasuki periode kedua, peraih Satyalencana Wira Karya dan Manggala Karya Kencana serta The Award of Honor of The President of Ukraina, ini bergerak mengakselerasi pembangunan Jakarta, terutama mengatasi berbagai masalah krusial yang sudah bertahun-tahun sulit diatasi, seperti transportasi umum dan kemacetan lalu lintas, kependudukan dan pemukiman liar, banjir, sampah dan polusi yang makin naik di atas ambang batas. Beberapa kebijakannya untuk mengatasi hal-hal di atas, sangat spektakuler dan kontroversial bahkan pantas disebut sebagai revolusioner atau reformasi total.Satu di antaranya, Pola Transportasi Makro (PTM) Jakarta atau Jakarta Macro Transportation Scheme (JMaTS), yang diawali dengan pengoperasian busway TransJakarta (Tije) sebagai titik start atau embrio reformasi total (revolusi) angkutan umum ibukota Jakarta yang lebih nyaman, layak dan manusiawi.Program PTM Jakarta itu mengintergrasikan empat sistem transportasi umum, yakni bus priority (antara lain busway), Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT) dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP). Dengan PTM yang memanfaatkan tiga basis transportasi yaitu jalan, rel dan air, ditambah kebijakan traffic restraints (pembatasan lalu lintas), diharapkan kemacetan Jakarta sudah mulai teratasi pada 2007 atau paling lambat 2010.Program dan kebijakan ini mendapat protes dan tantangan cukup keras. Namun, tampaknya, Bang Yos sangat sadar bahwa seorang nabi pun tak luput dari protes dan caci-maki orang-orang di sekitarnya. Apalagi dia dan para stafnya hanya manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan dan kesalahan. Kesadaran demikian ini tampaknya membuat dia makin kuat, sekuat platina (platinum, yang juga seringkali digunakan sebagai simbol penghargaan tertinggi di atas perunggu, perak dan emas).www.tokohindonesia.com
56Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasa